BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biaya bahan merupakan salah satu elemen penting dari biaya produksi. Masalah yang dihadapi menejemen yang berhubungan dengan bahan yaitu keterlambatan ketersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persedian bahan yang terlalu berlebihan berarti suatu pemborosan modal kerja yang tertanam didalam persediaan bahan. Pada tahap pengadaan dan penyimpanan bahan baku,
B. Tujuan
Tujuan adalah untuk mengetahui berapa besarnya biaya dalam persediaan bahan serta menentukan harga-harga pokok bahan tersebut.
C. Manfaat
Manfaatnya untuk memberikan gambaran mengenai biaya bahan serta memberikan informasi dan memenentukan biaya-biaya bahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan dan Pengendalian Bahan
Perencanaan bahan dipengaruhi oleh sifat kegiatan produksi perusahan, apakah kegiatan produksi tergantung kepada datangnya pesanan dari langganan (pembeli), atau kegiatan produksi bersiafat massa atau proses. Umumnya perencaan bahan pada perusahan yang kegiatan produksinya bersifat proses atau massa lebih mudah di bandingkan dengan perusahan yang berproduksi berdasar pesanan.
Tujuan perencaan dan pengendalian bahan mempunyai 2 tujuan pokok:
1. Untuk menekan (meminimumkan) biaya.
2. Untuk memaksimumkan laba dalam waktu tertentu dan dengan dana tertentu.
Dalam perencanaan dan pengendalian bahan yang menjadi masalah utama adalah menyelengarakan persedian bahan yang paling tepat, agar kegiatan produksi tidak terganggu dan dana yang ditanamkan dalam persedian bahan tidak berlebihan.
Masalah tersebut berpengaruh pada penentuan ;
1. Penentian Kuantitas Yang Akan Di beli dalam Periode Akuntasi Tertentu
Apabila perusahan memiliki standar kuantitas atau formula kuantitas pemakaian bahan, akan membantu untuk mempermudah penentuan kuantitas bahan yang akan dibeli dalam akuntasi tertentu
Faktor-faktor yang menentukan kuantitas bahan baku yang akan di beli dalam satu periode akuntasi adalah:
a. Jumlah kuantitas persediaan awal bahan
b. Jumlah produksi ekuivalen (setara) yang akan dihasilkan dalam periode tertentu
c. Kuantitas bahan yang diperlukan untuk menghasilkan satu buah produk
d. Jumlah kuantitas persediaan akhir bahan yang di inginkan oleh perusahan
2. Menentukan Kuantitas Bahan yang Dibeli Setiap kali Dilakukan Pembelian
Setelah anggaran kuantitas pembelian barang dalam satu periode di tentukan maka timbul masalah beberapa kali dan dalam jumlah berapa pembelian bahan akan dilakukan dalam satu periode agar memenuhi pembelian tersebut adalah bagaimana dapat mencukupi agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi dan dapat menekan harga perolehan (cost) bahan serendah mungkin.
Elemen yang mempengaruhi harga perolehan bahan adalah sebagai berikut:
a. Harga faktur termasuk biaya angkut dari setiap satuan (cost per unit) bahan yang di beli
b. Biaya pemesanan atau disebut procurement cost atau set-up cost atau ordering cost.
Biaya pemesanan adalah biaya yang terjadi dalam rangka melaksanakan kegiatan pemesanan bahan.
Biaya pemesanan dapat dikelompokan menjadi:
1. Biaya pemesanan tetap yaitu biaya pemesanan yang besarnya tetap sama dalam periode tertentu tidak dipengaruhi oleh frekuensi pemesanan; misalnya gaji bagian pembeli
2. Biaya pemesanan variabel yaitu biaya pemesanan yang jumlah totalnya ber ubah-ubah secara proporsional dengan frekuensi pemesanan; misalnya biaya penerimaan bahan yang di pesan
c. Biaya penyimpanan atau disebut stroge cost atau carrying cost.
Biaya penyimpanan adalah biaya yang terjadi dalam rangka melaksanakan kegiatan penyimpanan bahan.
Biaya penyimpanan dapat dikelompokan menjadi:
1. Biaya penyimpanan tetap yaitu biaya penyimpanan bahan yang jumlah totalnya tidak dipengaruh jumlah atau besarnya bahan yang disimpan digudang; misalnya biaya penyusutan gudang
2. Biaya penyimpanan variabel yaitu yaitu biaya penyimpanan bahan yang jumlah totalnya ber ubah-ubah secara proporsional dengan jumlah atau besarnya bahan yang disimpan. Misalanya biaya sewa gudang (apabila gudang disewa oleh pihak lain)
Dari elemen yang mempengauruhi atau membentuk harga perolehan bahan tersebut dimuka, faktor yang menentukan berapa kali dan berapa jumlah setiap kali pembelian bahan adalah biaya pemesanan variabel dan biaya penyimpanan variabel. Kedua macam biaya ini meskipun ke dua-duanya bersifat variabel mempunyai hubungan berbanding terbalik, semakin tinggi frekuensi pemesanan akan berakibat biaya pemesanan variabel semakin tinggi tetapi berakibat pada biaya penyimpanan variabel yang semakin rendah karena rata-rata bahan yang disimpan semakin rendah, semakin rendah frekuensi pemesanan berakibat biaya pemesanan variabel rendah tetapi biaya penyimpanan variabel tingg karena rata-rata bahan yang disimpan semakin tinggi.
3. Penentuan Waktu Pemesanan Kembali Bahan (Re Orde Point)
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesanan kembali adalah:
a. Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai bahan datang diperusahan (lead time).
b. Tingkat pemakaian bahan rata-rata per hari atau satuan waktu lainnya.
c. Persediaan besi (safety stock).
4. Penentuan Minimum dan Maksimum Kuantitas Persediaan Bahan
Dari perhitungan EOQ dan recorde point dapat ditentukan titik minimum dan maksimum persediaan bahan. Persediaan yang diselenggarakan paling banyak sebesar titik maksimum, yaitu pada saat bahan yang dibeli datang, Tujuan penentuan maksimum agar dana yang tertanam dalam persediaan bahan tidak berlebihan. Karena pada saat bahan yang dibeli datang besarnya bahan digudang sama dengan persediaan besi, maka setelah bahan yang dimasukan pula kegudang persediaan maksimum adalah:
Ms = SS + EOQ
Dimana:
Ms = Maximum inventory point, titik persediaan maksimum.
SS = safety stock, atau persedian besi yang sekaligus merupakan minimum inventory point (Mn) sesaat sebelum pembelian bahan datang.
EOQ = economi order Quantity, kuantitas pemesanan paling ekonomis.
B. Penentuan Harga Pokok Bahan yang Dibeli
Menurut prinsip akuntansi, yang termasuk didalam harga pokok bahan yang dibeli adalah meliputi harga faktur ditambah biaya lainnya yang terjadi dalam rangka perolehan bahan, baik yang berhubungan dengan biaya pemesanan (Ordering cost) maupun biaya penyimpanan ( carrying cost) sampai dengan bahan siap dipakai didalam kegiatan produksi, dikurangi dengan pemotongan pembelian, rabat dan subsidi langsung atas pembelian.
Cara perlakuan terhadap elemen-elemen yang berhubungan dengan pemilikan dan perolehan bahan:
1. Potongan pembelian bahan
Menurut prinsip akuntansi potongan pembelian bahan mengurangi harga faktur bahan yang dibeli.
2. Kemasan atau kontainer bahan
Dalam membeli barang seringkali menggunakan kemasan atau kontainer barang(tempat menyimpan) bahan yang nantinya harus dikembalikan kepada suplier bahan.
3. Biaya angkutan pembelian
Biaya angkutan bahan yang dibeli ditanggung oleh suplier tidak menam bah harga perolehan bahan.
4. Biaya bahan-bahan bagian pengelolaan bahan
Bagian-bagian yang berhubungan denagan pengelolaan bahan meliputi bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang bahan, bagian akuntansi persediaan bahan.
C. Perhitungan Harga Pokok Bahan Yang Dipakai
Setelah harga pokok (perolehan) bahan yang dibeli dapat ditentukan, selanjutnya timbul masalah penentuan harga pokok bahan yang dipakai.penyebab timbulnya masalah tersebut karena perbedaan harga perolehan satuan stiap kali dilakukan pembelian bahan yang sama, jadi fluktuasi harga.
Tujuan akuntansi penentuan harga pokok bahan yang dipakai adalah:
1. Untuk penentuan harga pokok yang dipakai dan harga pokok persedian bahan dengan lebih adil dan teliti.
2. Untuk tujuan pengendalian (pengawasan) atas bahan
Faktor-faktor yang menentukan harga pokok bahan yang dipakai adalah:
1. Metode akuntansi perusahan
Dalam menyelenggarakan pencatatan persedian bahan perusahan dapat memilih metode akuntansi persedian yang ada yaitu:
a. Metode persedian phisik
Metode persedian phisik hanya dapat digunakan oleh perusahan yang relatif kecil dan mengumpulkan harga pokok produk berdasar proses,dimana phisik persedian bahan masih memungkinakan diawasi secara langsung oleh manajemen perusahan.
b. Metode persediaan abadi
Metode persediaan abadi disebut pula metode persediaan terus-menerus atau kekal adalah metode akuntansi persediaan yang terus-menerus mengikuti mutasi atau perubahan di dalam persediaan.
Prosedur akuntansi bahan dalam metode persediaan abadi misalnya sebagai berikut:
1. Pembelian bahan
Atas dasar skedule pembelian atau permintaan bagian teknik, perencaan dan rute produksi,atau bagian yang memerlukan bahan, oleh bagian pembelian dibuat dokumen pesanan pembelian yang yang kirimkan kepada suplier.
Bahan yang dibeli diterima oleh bagian penerimaan dan diperiksa dengan kesesuaiannya bahan yang dipesan, bagian penerimaan membuat bukti laporan penerimaan bahan.
2. Pengembalian pembelian barang
Apabila terdapat bahan yang dibeli dikembalikan kepada suplier karena tidak sesuai dengan yang dipesan, bagian pengiriman mengirimkan bahan tersebut kepada suplier dan membuat bukti pengembalian pembeli.
3. Pemakaian bahan
Bagian yang memerlukan bahan, yaitu bagian produksi atau bagian teknik, perencanaan dan rute produksi, membuat bon permintaan bahan atau daftar permintaan bahan ke gudang bahan.
4. Pada akhir periode diadakan perhitungan phisik persediaan yang tujuannya bukan untuk menentukan harga pokok bahan yang dipakai, tetapi untuk pengawasan phisik persediaan apakah sesuai denagan kartu persediaan bahan.
2. Metode aliran harga pokok
Beberapa macam metode aliran harga pokok bahan yang dipakai meliputi:
a. Metode identifikasi khusus
Pemakaian metode identifikasi khusus menentukan aliran harga pokok bahan yang dipakai sesuai dengan aliran phisik bahan. Oleh karena itu penyimpanan bahan di gudang harus dikelompokan atau dipisahkan sesuai dengan harga perolehan bahan pada saat pembelian dan setiap kelompok dibuatkan kode atau kartu secara terpisah.
b. Metode pertama masuk, pertama keluar(PMPK)
Pemakaian metode pertama masuk-pertama keluar didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan per satuan dari bahan yang pertama kali masuk ke gudang bahan, atau harga perolehan bahan per satuan yanag pertama kali masuk ke gudang bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan per satuan bahan yanag di pakai pertama kali, disusul harga perolehan per satuan yang berikutnya.
c. Metode rata-rata
Pemakaian metode rata-rata didasarkan pada anggapan bahan yang dikonsumsi dibebani dengan harga pokok persatuan bahan rata-rata.
d. Metode terakhir masuk, pertama keluar (TMPK)
Pemakaian metode terakhir masuk pertama keluar mendasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan per satuan bahan dari yang terakhir masuk, disusul dengan harga perolehan bahan per satuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya.
e. Metode harga pokok standar
Pada perusahan manufaktur dapat menyelenggarakan akuntansi persediaan atas dasar metode harga pokok standar yang merupakan bagian dari metode pembebanan harga pokok yang ditentukan di muka. Tujuan utama harga pokok standar adalah untuk mengukur efesiensi perusahan
f. Metode persediaan dasar
Metode persediaan dasar didasarkan atas anggapan bahwa atas persediaan minimum atas bahan harus selalu dimiliki perusahan pada setiap saat agar kegiatan dapat kontinyu.
g. Metode harga beli terakhir
Metode harga beli terakhir membebankan harga perolehan bahan yang dipakai sebesar kuantitas yang dipakai dikalikan dengan beli per satuan yang terakhir dengan tidak memandang jumlah kuantitas yang dibeli terakhir.
h. Metode masuk kemudian, pertama keluar (MKPK)
Metode masuk kemudian pertama keluar tidak didasarkan kepada harga pokok historis, metode didasarkan pemikiran bahwa harga pokok bahan yang dipakai seharusnya dibebani harga pokok pengganti yang akan terjadi untuk memperoleh bahan yang sama diwaktu terjadi transaksi pemakaian bahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya bahan merupakan salah satu elemen penting bagi biaya produksi. Oleh karena itu di bahas masalah-masalah yang dihadapi oleh menejemen meliputi:
1. Perencanan dan pengendalian bahan,
Yang menjadi masalah utama adalah meenyelenggarakan persedian bahan yang paling tepat
2. Penentuan harga pokok bahan yang dibeli
Menurut prinsip akutansi yang termasuk didalam harga pokok bahan yang dibeli adalah meliputi harga faktur yang ditambah biaya lainnya yang terjadi dalam rangka perolehan bahan, baik yang berhubungan dengan biaya pemesanan mauapun biaya penyimpanan samapai denga bahan yang siap dipakai dalam kegiatan produksi.
3. Perhitungan harga pokok yang dipakai
Setelah harga pokok (perolehan) bahan yang di beli dapat ditentukan, selanjutnya timbul masalah penentuan harga pokok bahan yang dipakai
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Perencanaan dan Pengendalian Bahan . . . . . .. .. . . . . . . . . . .
B. Penentuan harga pokok bahan yang dibeli . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Perhitungan harga pokok bahan yang dipakai . . . . . . . . . . . . .
BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. KESIMPULAN . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . .
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan karunianyalah kami kelompok VI dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul BIAYA BAHAN dapat terselai dengan baik.
Materi yang ada pada makalah ini, kami susun sedemikian rupa dengan bahasa yang muda di mengerti. Dengan begitu, materi yang berkaitan dengan biaya bahan dapat kalian serap dengan cepat.
Secara garis besar materi yang kami buat ini di bagi menjadi 3 bagian yaitu;
1. Perencaan dan pengendalian bahan
2. Penentuan harga pokok (perolehan) bahan yang dibeli
3. Penentuan harga pokok bahan yang dipakai didalam pengolahan produk.
Sehubungan dengan kerja keras kami dalam menyelesaikan makalah ini kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat masih banyak kesalahan dan kekurangan untuk itu kritik dan saran yang membangun dari teman-teman serta bapak bidang studi sangat kami harapkan demi untuk mencapai kesuksesan masa depan nanti,
Tidore,
Kelompok VI
DAFTAR PUSTAKA
Suproyono,R.A S.U.Akuntansi biaya,1987 edisi 2
Badan pelaksana pasar modal,departemen keuangan republik indonesia, Himpunan standar akuntansi internasional-jilid 1, bapepam,jakarta-indonesia, 1979
Ikatan akuntan indonesia (IAI) ., prinsip akuntansi indonesia ,IAI, Jakarta, 1974.
No comments:
Post a Comment