Thursday, 1 December 2011

BIAYA OVERHEAD PABRIK DEPARTEMENISASI

BAB 6
BIAYA OVERHEAD PABRIK DEPARTEMENISASI
1.1 Tujuan Departemenisasi Biaya Overhead Pabrik

Adapun tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
1. Untuk pembebanan biaya overhead pabrik dengan adil dan teliti.
2. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik yang lebih baik.
3. Untuk pembuatan keputusan oleh manajemen.
Agar supaya ketiga tujuan tersebut diatas dapat di capai, dalam depertemenisasi diperlukan syarat atau kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Ketepatan dalam menentukan jumlah departemen produksi maupun pembantu.departemen yang dibentuk terlalu sedikit dapat mengakibatkan pembebanan yang kurang adil dan teliti,dari segi pengendalian menjadi kurang teliti pula.departemen yang terlalu banyak akan menaikkan jumlah biaya dan waktu yang dikorbankan yang mungkintidak sesuai dengan manfaatnya.
2. Pembagian departemen hendaknya selaras dengan dengan pembagian struktur organisasi di dalam pabrik.
3. Dapat dipilih dasar distribusi,alokasi,maupunpembebanan yang tepaat.
4. Penetuan dasar kapasitas dan besarnya kapasitas dengan tepat yang sesuai pula dengan variabilitas biaya overhed pabrik.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menentukan atau memilih departemen- departemen didalam pabrik adalah sebagai berikut :
1. Pembagian tanggungjawab atas pengolahan produk dan jasa yang di hasilkan di dalam pabrik, serta atas biaya yang terjadi.
2. Sifat operasional dari setiap tahapan pengolahan produk dihubungkan dengan gerakan-gerakan yang dilalui produk di dalam pabrik.
3. Lokasi dari operasi, proses pengolahan, dan mesin.
4. Jumlah departemen atau pusat biaya yang tepat.
5. Penyesuaian mesin, proses, atau operasi di dalam setiap departemen atau pusat biaya.

1.2 langkah-langkah penentuan dan penggunaan depertemeenisasi tarip biaya overhead pabrik.

langkah-langkah penentuan dan penggunaan depertemeenisasi tarip biaya overhead pabrik secara garis besar sama dengan langkah-langkah pada satu tarip untuk seluruh pabrik.perbedaannya terletak pada tahap-tahap yang harus diadakan untuk memenuhi setiap langkah tersebut. Jadi langkah – langkah yang dilakukan dalam penentuan dan penggunaan departemenisasi tarip biaya oberhead pabrik adalah sebagai berikut :
a. penentuan besarnya tarip biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
b. Pembebanan biaya over head pabrik pada produksi atau pesanan pada setiap departemen produksi.
c. Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
d. Perhitungan, analisa, dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
Berikut ini dibahas langkah-langkah tersebut di atas dengan lebih mendalam.
a. Penentuan tarip biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
Dalam penentuan tarip biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi tahap – tahap yang harus dilakukan sebagai berikut :
a. Menyusun budget atau anggaran setiap elemen biaya overhead pabrik yang dikolompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
b. Mengandakan penelitian pabrik ( faactory survey ) pada awal periode yang akan digunakan untuk distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik , serta perhitungan tarip biaya overhead pabrik.
c. Distribusi setiap elemen biaya overhead pabrik yang dibudgetkan kepada setiap departemen didalam pabrik,baik departemen produksi maupun departemen pembantu.
d. Alokasi biaya overhead pabrik yang dibudgetkan dari departemen pembantu tertentu ke dapartemen produksi dan departemen pembantu lainnya.
e. Perhitungan tarip biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
Berikut ini akan di bahas tahap-tahap trsebut departemen di atas dengan lebih mendalam.
a. Menyusun budget atau anggaran setiap elemen biaya overhead pabrik.
b. Penelitian pabrik awal periode
c. Distribusi elemen biaya overhead pabrik
d. Alokasi budget biaya overhead pabrik departemaen pembantu ke departemen produksi.


Metode Alokasi Langsung
Dalam metode alokasi langsung biaya overhead pabrik departemen pembantu tertentu langsung dialokasikan ke dalam departemen produksi tanpa melalui departemen pembantu lainnya.meskipun departemen pembantu yang biayanya dialokasikan.
Kebaikan metode ini adalah : (1)sederhana dan muda dilaksanakan, (2) tepat dipakai pada perusahan perusahan di mana jasa departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja, (3) dari segi pengendalian biaya melalui akutansi pertanggungjawaban, kepada departemen pembantu hanya bertanggung- jawab atas biaya yang terjadi dan dapat dikendalikan di departemen saja.
Kelemhan metode ini dalah : (1) tidak dapat menggambarkan aliran biiaya sesuai dengan jasa yang dinikmati oleh setiap departemen , (2) harga pokok jasa yang di alokasikan terlalu renda karena tidak memperhitunggkan harga pokok dari departemen pembantu lainnya.
Metode Alokasi Bertahap Tidak Bertimbal Balik
Metode ini sering disebut metode alokasi tidak langsung yang tidak bertimbal balik (indirect allocaton method,non reciprocal ), atau metode alokasi bertahap yang urutan alokasinya diatur.
Dalam metode alokasi bertahap tidak bertimbal bbalik digunakan ketentuan- ketentuan sebagai berikut:
1. Biaya overhead pabrik depertemen pembantu di samping dialokasikan kepad adepartemen produksi, juga dialokasikan pula kepada departemen pembantu lainya yang dinikmati jasa dari departemen pembantu dialokasikan tersebut.
2. Harus ditentukan urutan atau tahapan alokasi biaya departemen pembantu.
3. Ddalam metode ini dipakai anggapan bahwa suatu departemen pembantu yang biayanya sudah habis di alokasikan tidak lagi memperoleh alokasi biaya dari pembantu lainnya, meskipun departemen pembantu tersebut juga menikmati jasa dari departemen pembantu lain yang biayanya dialokasikan.
4. Dalam menyusun tabel alokasi biaya departemen pembantu, di mana departemen produksi diletakkan pada sebelah kiri dan departemen pembantu diletakan pada sebelah kanan, departemen pembantu yang dialokasikan pertama diletakkan pada kolom yang paling kanan demikian seterusnya urutan kedua di kirinya.
Metode Alokasi Kontinyu
Dalam metode alokasi kontinyu merupakan metode alokasi terus menerus dngan cara menutup dan membuka kembali rekening biaya departemen pembantu. Untuk tujuan tersebut harus ditentukan urutan alokasi dari biaya departemen pembantu yang dapat di dasarkan atas besarnya biaya sebelum alokasi.
Pada metode alokasi kontinyu biaya departemen pembantu dialokasikan berurutan dan dilakukan terus menerus secara timbal balik saampai jumlah biaya departemen pembantu habis atau jumlahnya menjadi relatif kecil, departemen pembantu yang biayanya suda habis dialokasikan akan memperoleh alokasi kembali dari departemen pembantu lainnya, sehingga sering disebut metode alokasi menutup dan membuka kembali.
Kebaikan metode alokasi kontinyu adalah sebagai berikut :
 Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbal balik.
 Lebih teliti dan adil dibandingkan dengan metode alokasi langsung maupun metode alokasi bertahap yang tidak bertimbal balik.
Kelemahan metode alokasi kontinyu yaitu :
Perhitungan yang lebih rumit dibandingkan metode alokasi langsung dan metode alokasi bertahap tidak bertimbal-balik, lebih-lebih pada perusahan yang memiliki banyak departemen pembantu dan biaya overhead pabriknya cukup besar.
Metode Alokasi Aljabar
Metode alokasi aljabar,seperti halnya metode alokasi kontinyu,merupakan metode alokasi bertimbal-balik.jumlah biaya departemen pembantu yang dialokasikan adalah departemen pembantu yang bersangkutan setelah menerima alokasi biaya dari departemen pembantu lainya yang diperhitungkan secara timbal balik, untuk menentukan jumlah biaya tersebut digunakan persamaan aljabar. Dalam metode ini tidak perlu ditentukan urutan alokasinya.
Hasil alokasi dari metode aljabar apabila tidak ada pengaruh dari selisih pembulatan akan sama dengan metode alokasi kontinyu,apabila ada selisih pembulatan hasil alokasinya akan mendekati metode aloaksi kontinyu diganti dengan persamaan aljabar.
Kebaikan dari metode aljabar adalah sebagai berikut :
 Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbal balik.
 Lebih teliti dan adil dibandingkan metode alokasi langsung maupun metode alokasi bertahap tidak bertimbal-balik.
 Dapat menghindar tahapan putaran-putaran metode alokasi kontinyu, jadi waktu dan biaya alokasi kontinyu, jadi waktu dan biaya alokasi dapat ditekan.
Kelemahan metode alokasi aljabar yaitu :
pada perusahaan yang memiliki banyak departemen pembantu,misalnya lebih dari 3 departemen, seringkali ada persamaan tersamar dalam metode aljabar yang tidak dapat di pecahkan atau diselesaikan. Untuk menyelesaikan masalah ini dapat digunakan metode alokasi matrik aljabaryang akan diuraikan secara ringkas pada pembahasan berikutnya.
Metode Alokasi Matrik Aljabar
Metode alokasi matrik aljabar hanya tepat digunakan oleh perusahan yang memiliki dua atau tiga departemen pembantu yang sifatnya menikmati jasa secara timbal-balik praktis menggunakan metode alokasi kontinyu atau metode alokasi aljabar, karena metode matrik memerlukan perhitungkan yang lama dan cukup rumit.
Matrik yang dipakai dalam alokasi biaya overhead pabrik adalah matrik pembalikan (matrix invesion ) dan diperlukan persamaan simultan berganda yang banyak,persamaan simultan bergannda tersebut dapat menggunakan jasa komputer untuk menyelesaikannya.

Perhitungkan Tarip Biaya Overhead Pabrik
Dari langkah alokasi budget biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi akhirnya diketahui besarnya budget biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.lngkah berikutnya adalah menghitung tafip biaya overhead pabrik pada departemenisasi dengan ketentuan sebagai berikut :
 Untuk tujuan pembebanan biaya aoverhead pabrik kepada produk,tarip biaya overhead pabrik dihitung untuk setiap departemen produksi dimana produk diolah.
 Dipilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang paling tepat untuk setiap departemen produksi, dasar tersebut dipakai untuk menghitung tarip biaya overhead pabrik.
 Untuk tujuan pengendalian biaya overhead pabrik setiap departemen produksi, tarip dipisahkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel.oleh karena itu budgetbiya overhead pabrik departemen produksi harus di pisahkan ke dalam elemen biaya tetap dan elemen biaya variabel.
 Bagi departemen produksi, semua biaya yang di terima dari alokasi biaya departemen pembantu dapat diperlukan sebagai elemen biaya variabel.perlakuan ini akan di terapkan dalam pembahasan dibuku ini untuk mengghitung tarip biaya overhead pabrik departemen produksi.

No comments:

Post a Comment

Lencana Facebook

sEbelum Ninggalin Blog ini...Tolong Berikan Komentarnya Sepatah 2 Kata,,,Trima Kasih
  1. HOME